Jangan Pernah Kau Lupakan
semilir angin kota Bandung tampaknya dapat membuatnya sedikit rileks, untuk sejenak melepaskan penat pikirannya dari impitan beban yang selama ini menggelayut tanpa ia tahu kapan beban tersebut berhenti menjadi bagian kehidupannya. Lamunannya melayang, diluar sana, suaminya sedang mencari dana. di tengah egoisnya kota, suaminya berjalan tanpa tujuan pasti, entahlah rasa malu mungkin sudah menempati urutan kesekian puluh dalam kamusnya.
"Mah dibuka mah....", Panji menyodorkan agar-agar dalam cangkir plastik transparan niliknya, sejenak lamunan Popon buyar, tangannya segera disibukkan dengan karet yang mengikat ujung plastik pembungkus makanan kecil itu. dituangkannya saus gula merah yang terbungkus plastik kecil terpisah, dan disodorkan agar-agar itu pada anaknya.
perhatiaanya kini tertuju pada panji. sekilas panji terlihat baiknya bocah pada umumnya. kulit putihnya membuat ia tampak bersih, tubuhnya walaupun tidak bisa di kategorikan kurus, namun di pula tidak gemuk, Lantas??? penyakit apa yang diidap Panji????
itulah yang membuat popon dan suaminya meninggalkan tasik dan datang ke Rumah Sakit di Bandung. Panji yang semenjak lahir tidak memiliki Anus, yang telah menjalani 3X operasi untuk membuat saluran pembuangan sementara diantara pusar dan alat kelamin, Panji yang setiap hari harus di busi dengan biaya kira2 Rp.50.000/ satu kali ngebusi. itulah panji Anak semata wayang mereka
Ahhhhh...... beban biaya operasi itu semakin berat mereka tanggung dengan kondisi perekonomian yang tidak jelas. bagaimana tidak, suaminya hanyalah buruh tani, itu pun kalo ada yang menyuruh
sekarang ia harus kesana kemari mencari dana untuk operasi panji. Surat Keterangan Tidak Mampu sudah di tangan, namun bebrbekal itu saja hanya mampu untuk menutupi setengah dari total biaya operasi yang mencapai lebih dari 8 Juta...
entahlah, apakah suaminya datang membawa sejumlah uang yang di perlukan? padahal tenggat waktu yang diberikan untuk operasi kurang dari 1 minggu lagi. popon hanya bisa terdiam dan menghela nafas panjang.
Begitulah, Masyarakat Indonesia yang katanya ramah, rakyat Indonesia yang katanya gemar menolong. memang kungkungan materi dapat membutakan mata dari penderitaan orang-orang di sekeliling kita " penderitaanmu bukanlah penderitaanku" itulah konsep yang berkembang saat ini.
Padahal Islam mengajarkan bahwa akhlak seorang muslim terhadap muslim yang lain adalah ibarat satu tubuh, jika anggota tubuh merasakan sakit, maka yang lainnya pun merasakan nya juga, Anehnya sikap ini jarang sekali muncul dari orang-orang yang mengaku muslim. betapa bencinya Alloh SWT terhadap manusia yang memerintahkan orang lain untuk berbuat baik, sedangkan ia sendiri tidak melakukannya.
Maka berbuatlah sekarang juga,berbuatlah untuk sesama hilangkan mental penjajah, karena mental itulah yang menciptakan kearoganan, ketakaburan, dan keangkuhan jadilah pahlawan yang sebenarnya. lihatlah para pembantu yang dengan "akrab"Nya di panggil bibik atau si-mbok sudahlah ia mengunyah makanan seperti kita kunyah? layakkah pakaiannya?? sehatkah Anaknya?? dapat bersekolahkan anaknya? tanyakan pula pada istri tukang kebun atau supir pribadi yang tengah hamil muda, berilahia makanan bergizi selohkanlah anaknya, agar kelak tidak lagi mewarisi pekerjaan orang tuanya. tengok tetangga sebelah makankah Ia? dapatkah ia tidur dengan nyenyak? sakitkah ia?
bila ternyata para tetangga itu juga adalah orang-orang berpunya ajaklah mereka menyaksikan pemandangan di lorong-lorong rumah sakit, bukannya pulang pergi menyaksikan pemandangan di Luar negeri... Disanalah masih banyak ibu-ibu berpakaian kumal yang meneteskan air mata, mengendong anaknya sambil menunggu sang suami yang berjalan tak tentu arah di terik mentari demi selabu cairan infus dan demi sebotol obat generik
yakinlah, mereka pun menyayangi kita, sama seperti kita menyayangi mereka.
Ikatlah hatimu
Pada orang-orang miskin di sekelilingmu
Niscaya
Dia kan mengikat jiwamu
dalam limpahan Rahmat-Nya.
0 komentar:
Post a Comment